Artinya: “ Dan di antara
manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan
Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. “ (QS Al-Baqarah (2) ayat 207)
Ridha
Allah SWT adalah tujuan akhir segala keinginan, muara segala harapan,
puncak segala kenikmatan dan kelezatan, bahkan Allah SWT menyatakan
bahwa “Ridha Allah itu lebih besar daripada surga sekalipun” (9/72).
Surga adalah tempat berlabuhnya hamba-hamba Allah , di akhirat, yang akan dikaruniai Ridha dan RahmatNya. Firman Allah SWT: “Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi.” (69/21-22). Dan untuk masuk kedalam tempat yang diridhai Allah itu, Allah memanggilnya dengan seruan penuh kecintaan, firman Allah: “Hai jiwa yang tenang., Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. “ (89/28-30). Surga dengan segala kenikmatan karunia Allah itu adalah tempat bagi orang-orang yang diridhai Allah SWT, tetapi KERIDHAAN YANG KELAK ALLAH BERIKAN KEPADA PENGHUNI SURGA ITU LEBIH BESAR, LEBIH NIKMAT, LEBIH INDAH DARIPADA SURGA ITU SENDIRI.
Bagaimana kita meraih mardhatillah?
Masa
(waktu) untuk meraih KERIDHOAN ALLAH adalah didunia, karena akhirat
bukanlah tempat untuk mencari, tetapi untuk menerima KERIDHOANNYA.
Untuk
mendapatkan Ridha Allah, kita harus BERKORBAN harta, waktu, tenaga,
pikiran bahkan nyawa sekalipun (2/207), tanpa JIWA BERKORBAN mustahil
kita dapat meraihnya.
Artinya: “
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. “ (QS Al-Baqarah (2) ayat 207)
(ASBABUNNUZUL) ketika Shuhaib keluar untuk hijrah, dia(Shuhaib) dikejar penduduk Makkah. Lalu di pun mengambil kantong panahnya dan mengeluarkan 40 batang anak panah lalu (Shuhaib) berkata: kalian tidak akan dapat menangkapku sampai aku beri jatah setiap orang dari kalian(penduduk Makkah) satu batang anak panah, kemudian aku(Shuhaib) akan hunus pedangku(Shuhaib) dan kalian(penduduk Makkah) tahu aku(Shuhaib) adalah laki-laki. Dan aku tinggalkan di Makkah dua pundi uang dan keduanya(pundi uang) itu bagi kalian(penduduk Makkah).
Suhaib RELA berkorban harta bahkan nyawa sekalipun, asal dapat meraih (sampai ke) MADINAH. Madinah adalah WILAYAH TERITORIAL yang dikuasai ummat ISLAM, sebagai tempat berlaku (berdirinya) DIN ISLAM.
Nampaklah
disini tempat dimana RIDHA dan RAHMAT ALLAH tertumpah ruah, yaitu di
MADINAH. Yaitu Teritorial tempat berlakunya DINUL ISLAM. Tetapi, jika
wilayah teritorial belum dikuasai maka tempat berlabuhnya RIDHA dan
RAHMAT ALLAH itu tertumpah dalam KOMUNITAS TAUHIDY YANG DIPIMPIN RASUL
(8/26), walaupun secara sunnatullah kondisi mereka sedikit, tertindas
dan selalu dalam kondisi takut diculik penguasa tirani. Akan
tetapi KOMUNITAS TAUHID itu adalah KOMUNITAS PERJUANGAN (61/4), yang
berjuang dengan sabar bersama Rasul (3/146), dalam rangka menegakan DIN
HAQ (42/13), hingga tidak ada lagi “fitnah” dan Din di muka bumi ini
hanyalah DIN ISLAM (2/193) dan dengan itu Tegak merdekalah KHILAFAH
ISLAM (24/55).
Karena dalam komunitas yang dipimpin RASULULLAH, HUDA (qur’an) dan DINUL HAQ (din Islam) berada (9/33, 48/28). Jadi kata kunci ridha Allah adalah DIN ISLAM. Baik Din Islam itu masih berupa KOMUNITAS TAUHID, atau sudah berupa MADINAH, bahkan hingga DAULAH ISLAM sampai KHILAFAH ISLAM.
Oleh
karena itu untuk meraih RIDHA ALLAH pembukanya adalah masuklah kedalam
DIN ISLAM (2/208) dan didalamnya ia mengerahkan segala “wajjah” (seluruh
karunia Allah) untuk diarahkan bagi TEGAKNYA DIN ISLAM (30/30).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar