Minggu, 04 Maret 2012

Al-Iman (Bahasa & Istilah) || waiman cakrabuana


Al-IMAN
(Bahasa & Istilah Syara’)


IMAN MENURUT BAHASA

Iman (الايمان)  adalah bahasa Arab secara bahsa artinya adalah percaya atau membenarkan dengan hati.

Ibnu Mandzur berkata[1]: Al-Iman itu adalah Isim Mashdar dari Aamana – Yu’minu – Iimanan Fahuwa Mu’minun. Para ahli Ilmu , ahli bahasa dan yang lainya telah bersepakat bahwa Sesungguhnya Iman itu adalah Tashdiq (membenarkan).

Seperti didalam QS 12/17

 قالوا يا أبانا إنا ذهبنا نستبق وتركنا يوسف عند متاعنا فأكله الذئب وما أنت بمؤمن لنا ولو كنا صادقين

Artinya:  mereka berkata: "Wahai ayah Kami, Sesungguhnya Kami pergi berlomba-lomba dan Kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang Kami, lalu Dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada Kami, Sekalipun Kami adalah orang-orang yang benar."

Lafadz “ بمؤمن ” dalam QS 12 ayat 17 bermakna “ بمصدق لنا  artinya Percaya atau membenarkan  kami.

DR Isa Bin Abdullah As-Sa’di berkata[2]:

“Al Imaan itu Isim Mashdar yang disusun dari 3 huruf ; Alif, Miem dan Nun, yang memiliki beberapa arti (bahasa):

1.   الامان  (Al Amaan) artinya Tentramnya hati / tidak adanya rasa takut
2.   الامانة  (Al Amaanah) artinya Lurus / tidak khianat
3.   الثقة” (Ats Tsiqoh) artinya percaya
4.  التصديق” (At Tashdiq) artinya membenarkan



IMAN MENURUT ISTILAH

Al Jurzani[3] mendefinisikan Iman sebagai berikut:

الايمان في اللغة التصديق با القلب و في الشرعي الاعتقاد با القلب و الاقرار با اللسان قيل من شهد و عمل ولم يعتقد فهو هنافق ومن شهد ولم يعمل واعتقد فهو فاسقا ومن اخل با الشهادة فهو كافر

Artinya:“ Iman menurut bahasa “Tashdiq” (membenarkan) dengan hati, sedangkan menurut istilah Syar’ie adalah I’tiqad (keyakinan) didalam hati dan Ikrar dengan Lisan.  Dikatakan:

1- Seorang yang bersyahadat (ikrar lisan) dan beramal (shaleh) tetapi tidak berkeyakinan (dalam hati) maka ia adalah MUNAFIQ
2- Seseorang yang bersyahadat (ikrar lisan) tetapi tidak beramal padahal ia beri’tikad (keyakinan dalam hati) maka ia adalah Fasiq
3- Seseorang yang tidak bersyahadat maka ia adalah Kafir.

Al-Jurzani mempersyaratkan keimanan pada dua hal; satu Keyakinan yang kuat dan adanya Ikrar Syahadat, sementara amal shaleh adalah penyempurna keimanan.

Menurut Al-Baihaqi[4]: Iman kepada Allah Azza Wa Jalla adalah Keyakinan yang kuat dan pengakuan akan eksistensi Allah SWT, dan iman kepadaNya juga adalah Qabul (menerima apa apa yang datang dari-Nya) dan mentaatiNya... Adapun Iman kepada Nabi SAW adalah keyakinan yang kuat dan pengakuan kenubuwwahannya dan Iman kepada Nabi juga mengikutinya, mencocoki sunnahnya dan taat kepadanya”

Kesimpulannya:

Iman (sempurna) menurut Istilah Syara’ adalah: 
(تصديق بالجنان، وقول باللسان، وعمل بالأركان
“Membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkannya dengan anggota badan”

Definisi Iman yang lengkap ini telah disepakati oleh ahli ilmu secara masyhur.



DALIL-DALIL YANG MENDUKUNG

Dalil dalil yang mendukung pengertian Iman yang meliputi 3 hal:
1.   Adanya keyakinan dalam hati
2.   Adanya Iqrar Syahadat
3.   Adanya Amal shaleh

QS Al-Hujurat (49) ayat 14

قالت الأعراب آمنا قل لم تؤمنوا ولكن قولوا أسلمنا 
ولما يدخل الإيمان في قلوبكم وإن تطيعوا الله ورسوله لا يلتكم من أعمالكم شيئا إن الله غفور رحيم

Artinya: orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ayat ini menegaskan bahwa walaupun lisannya sudah ikrar sayahadah sebagai pengumuman keimanannya tetapi belum disebut beriman jika didalam hatinya belum ada keyakinan.

QS Al-Baqarah (2) ayat 8

 ومن الناس من يقول آمنا بالله وباليوم الآخر وما هم بمؤمنين
Artinya: di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Ayat ini menjelaskan bahwa barangsiapa yang dalam ucapannya dia mengikrarkan syahadatain tetapi dihatinya tidak ada keyakinan maka ia adalah tidak beriman alias munafiq.

QS Al-Baqarah (2) ayat 136

 قولوا آمنا بالله وما أنزل إلينا وما أنزل إلى إبراهيم وإسماعيل وإسحاق ويعقوب والأسباط وما أوتي موسى وعيسى وما أوتي النبيون من ربهم لا نفرق بين أحد منهم ونحن له مسلمون

Artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Ayat ini mengandung perintah agar apa yang keyakinan kepada Allah SWT dan kepada Apa yang diturunkan-Nya yaitu Kitab Kitab Allah harus di Ikrarkan dengan kalimah Syahadat tanda ia Beriman.

Rasulullah SAW bersabda:


Artinya: “Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia berkata Laa Ilaaha Illallah, jika ia sudah berikrar maka haram baginya dariku; darahnya dan  hartanya kecuali dengan jalan yang haq, dan perhitungannya adalah disisi Allah Azza Wa Jalla” (HSR Muslim)

Dalam Hadits Shahih Riwayat Bukhori dan Muslim:


Artinya: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mati dan dia telah ber (ikrar) Syahadat Laa Ilaaha illallallah dan Muhammad Rasulullah disertai pembenaran (keyakinan) dalam hatinya, niscaya ia akan masuk surga”

QS Al-Anfal (8) ayat 2-4:

 يا أيها الذين آمنوا استجيبوا لله وللرسول إذا دعاكم لما يحييكم
 واعلموا أن الله يحول بين المرء وقلبه وأنه إليه تحشرون

Artinya:
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.

Ayat ini mensifati orang beriman bukan hanya Ikrar dan tashdiq tetapi sampai beramal shaleh, ini artinya amal shaleh adalah bagian daripada kesempurnaan Iman.


QS Al-Hujurat (49) ayat 15

 إنما المؤمنون الذين آمنوا بالله ورسوله ثم لم يرتابوا 
وجاهدوا بأموالهم وأنفسهم في سبيل الله
 أولئك هم الصادقون
   
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.


Ayat ini menegaskan bahwa orang yang beriman tidak akan lepas dari amal shaleh dan puncak amal shaleh adalah Jihad Fi Sabilillah.



[1] Lisanul Arab, hal 141
[2] DR Isa Bin Abdullah As-Sa’diy “MITSAQUL  IMAAN”, Rabithah Alam islamy, tahun 2009, hal. 8
[3] Ali Bin Muhammad Syarif Al-Jurzani. “Kitab At-Ta’rifat “ ,  Maktabah Libanon-Beirut, cetakan terbaru th 1985, hal. 41
[4] Imam Hafidh Abi Bakar Husein Al Baihaqi “Al Jami’ Syu’bul Imaani”, Maktabah Ar-Rusyd – Arab Saudi, tahun 2004, hal 90

Tidak ada komentar:

Posting Komentar